Mar 10, 2010

Pernikahan Lesbian Pertama di Kolombia

Lengkap dengan jas dan gaun pengantin, pasangan lesbian Pdt Darlene Garner (61) dan Pdt Candy Holmes (53) merupakan salah satu pasangan lesbian pertama yang pernikahannya diresmikan di negara bagian Washington, Distrik Kolombia, Selasa (9/3/2010).

Distrik Kolombia sejauh ini merupakan distrik keenam di AS yang menyetujui pernikahan sesama jenis. "Hari ini, cinta yang kalian akui di hati juga diakui di hadapan Distrik Kolombia," kata Pdt Dwayne Johnson seiring meresmikan pasangan tersebut.



Garner dan Holmes merupakan pemimpin dari Gereja Komunitas Metropolitan, yaitu persatuan gereja Kristen yang melayani komunitas gay dan lesbian. Mereka menikah di kantor Kampanye HAM, Washington, yang memperjuangkan hak untuk gay, lesbian, dan transgender.

Secara bersamaan, dua pasangan lainnya juga diresmikan, yaitu Reggie Stanley-Rocky Galloway dan Angelisa Young-Sinjoyla Townsend. Pernikahan ketiga pasangan tersebut dihadiri sekitar 100 tamu.

Distrik Kolombia menempati urutan keenam dalam hal perizinan pernikahan sesama jenis, setelah Connecticut, Iowa, Massachusetts, New Hampshire, dan Vermont.

Sebenarnya, selain ketiga pasangan tersebut, sejak minggu lalu telah ada 150 pasangan yang mengajukan permohonan untuk menikah.

Pada 3 Maret lalu, mereka mengantre di luar Biro Pernikahan selama empat jam lebih untuk memasukkan permohonan. Setelah diproses selama tiga hari kerja, pada penghujung Selasa (9/3/2010) sudah ada 42 pasangan yang telah mengambil izin pernikahannya.

Mereka diberi waktu 10 hari untuk menikah dan mengembalikan lagi surat izin itu untuk didaftarkan. Belasan pasangan lainnya telah menikah di tempat lain dan mengembalikan surat izin itu pada hari yang sama.

Contohnya adalah pasangan Rebecca dan Delia Taylor. Mereka langsung menikah setelah surat izin sudah berada di tangan. Hal itu tetap mereka lakukan walaupun sebenarnya satu sama lain sudah saling menganggap pasangannya adalah teman sehidup semati.

"Kami sudah memanggil satu sama lain istri. Ini cuma dokumen legalnya saja supaya kalau terjadi sesuatu, kami memiliki hak-hak yang jelas," kata Taylor.

jangan pernah deh di indonesia..

sumber:kompas


0 tanggapan:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda disini