Katak telah lama menjadi kawan favorit tukang sihir. Tapi kemampuan magis amfibi rendah hati itu kini diharapkan oleh ilmuwan untuk memperkirakan terjadinya gempa.
Peneliti telah menemukan bahwa katak secara umum memiliki indera keenam tentang bencana alam, dan mampu memprediksi ketika sebuah gempa bumi akan menyerang.
Dalam sebuah contoh luar biasa dari penerawangan oleh hewan, 96% katak jantan mengungsikan lokasi perkembangbiakan sejauh 46 mil dari episentrum gempa yang menimpa L'Aquilia Italia tahun lalu, tepat lima hari sebelum serangan terjadi.
Tiga hari sebelum gempa, tidak ada satu pun pasangan katak yang berkembang biak tertinggal di lokasi, menurut studi yang dipublikasikan oleh Masyarakat Zoologi dari Jurnal Zoologi London. Dan tidak ada katak muda yang siap berkembang biak ada di tempat, ketika gempa melanda dengan kekuatan 4,5 skala richter.
Menurut peneliti dari Universitas Terbuka Inggris, katak jantan akan tetap berada di lokasi pembenihan mulai awal musim kawin hingga bertelur dan pemijahan selesai.
Mereka percaya bahwa katak bisa mendeteksi perubahan lingkungan yang dilalaikan oleh banyak orang, seperti pelepasan gas atau partikel khusus dari dalam tanah sebelum terjadi aktivitas seismik. Gempa bumi yang akan muncul tampaknya mendorong aktivitas penetasan dan evakuasinya.
Dr Rachel Grant yang mempelajari dampak perputaran bulan terhadap katak ketika gempa bumi terjadi mengatakan, “Studi kami adalah yang pertama mendokumentasikan perilaku hewan sebelum, selama dan setelah gempa bumi”.
Dr Grant mengatakan bahwa dia sangat terkejut dengan ketidakhadiran katak selama lima hari sebelum gempa menyerang. Dia percaya bahwa amfibi bisa berevolusi mengungsikan dirinya ketika sebuah area dirasakan mengalami perubahan dengan gempa.
Gempa bumi bisa menyebabkan banjir, jatuhnya bebatuan atau longsor yang mampu menghancurkan populasi dalam satu waktu dan katak-katak tersebut pindah ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
Sehari setelah gempa, mereka mulai kembali. Jumlah mereka bertambah sampai gempa susulan terakhir terjadi.
Perpindahan katak tersebut berhubungan dengan gangguan di ionosfer, lapisan elektromagnetik paling atas dari atmosfer bumi yang mengeluarkan gas radioaktif radium dan gelombang gravitasi terhadap sebuah gempa.
Gempa bumi fenomena yang jarang, namun katak telah ada di planet bumi selama 450 juta tahun. Rentang waktu yang panjang untuk berevolusi merespon potensi kejadian bencana. Katak yang dipelajari di Italia identik dengan katak yang ditemukan di taman Inggris.
Sumber : INILAH.COM
Peneliti telah menemukan bahwa katak secara umum memiliki indera keenam tentang bencana alam, dan mampu memprediksi ketika sebuah gempa bumi akan menyerang.
Dalam sebuah contoh luar biasa dari penerawangan oleh hewan, 96% katak jantan mengungsikan lokasi perkembangbiakan sejauh 46 mil dari episentrum gempa yang menimpa L'Aquilia Italia tahun lalu, tepat lima hari sebelum serangan terjadi.
Tiga hari sebelum gempa, tidak ada satu pun pasangan katak yang berkembang biak tertinggal di lokasi, menurut studi yang dipublikasikan oleh Masyarakat Zoologi dari Jurnal Zoologi London. Dan tidak ada katak muda yang siap berkembang biak ada di tempat, ketika gempa melanda dengan kekuatan 4,5 skala richter.
Menurut peneliti dari Universitas Terbuka Inggris, katak jantan akan tetap berada di lokasi pembenihan mulai awal musim kawin hingga bertelur dan pemijahan selesai.
Mereka percaya bahwa katak bisa mendeteksi perubahan lingkungan yang dilalaikan oleh banyak orang, seperti pelepasan gas atau partikel khusus dari dalam tanah sebelum terjadi aktivitas seismik. Gempa bumi yang akan muncul tampaknya mendorong aktivitas penetasan dan evakuasinya.
Dr Rachel Grant yang mempelajari dampak perputaran bulan terhadap katak ketika gempa bumi terjadi mengatakan, “Studi kami adalah yang pertama mendokumentasikan perilaku hewan sebelum, selama dan setelah gempa bumi”.
Dr Grant mengatakan bahwa dia sangat terkejut dengan ketidakhadiran katak selama lima hari sebelum gempa menyerang. Dia percaya bahwa amfibi bisa berevolusi mengungsikan dirinya ketika sebuah area dirasakan mengalami perubahan dengan gempa.
Gempa bumi bisa menyebabkan banjir, jatuhnya bebatuan atau longsor yang mampu menghancurkan populasi dalam satu waktu dan katak-katak tersebut pindah ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
Sehari setelah gempa, mereka mulai kembali. Jumlah mereka bertambah sampai gempa susulan terakhir terjadi.
Perpindahan katak tersebut berhubungan dengan gangguan di ionosfer, lapisan elektromagnetik paling atas dari atmosfer bumi yang mengeluarkan gas radioaktif radium dan gelombang gravitasi terhadap sebuah gempa.
Gempa bumi fenomena yang jarang, namun katak telah ada di planet bumi selama 450 juta tahun. Rentang waktu yang panjang untuk berevolusi merespon potensi kejadian bencana. Katak yang dipelajari di Italia identik dengan katak yang ditemukan di taman Inggris.
Sumber : INILAH.COM
0 tanggapan:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda disini