Showing posts with label Asusila. Show all posts
Showing posts with label Asusila. Show all posts

Mar 17, 2010

Modus Baru Kejahatan Lampu Merah

Bagi pengendara kendaraan mewah pantas waspada saat didekati oleh pengamen di lampu merah. Pasalnya, polisi menemukan modus baru kejahatan pencongkelan spion dengan berpura-pura sebagai pengamen.

Para pelaku umumnya menggunakan mengincar mobil-mobil mewah yang berhenti di lampu merah. Pelaku yang berpura-pura sebagai pengamen jalanan, akan menggunakan kesempatan kemacetan lampu merah dengan mencongkel kaca spion kendaraan-kendaraan mewah.

Modus ini diketahui, setelah Resmob menangkap salah satu pelakunya yang bernama Juli Milo alias Junaedi (21), warga Jembatan Lima, Krendang, Tambora, Jakarta Barat.

"Pelaku adalah residivis pernah dihukum 15 bulan di Lapas Pondok Bambu karena mencopet," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (5/3/2010).

Penangkapan tersebut berdasarkan laporan salah satu pengemudi mobil Alphard B1623VV, Achmad Jayadi, yang melaporkan kejadian ini ke Polda Metro Jaya. Achmad melaporkan pencongkelan spion mobilnya di Jalan Wijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

sumber : okezone

Mar 16, 2010

Dipaksa Telanjang, Diinterogasi Sambil Digerayangi

Jajaran Polres Gresik tercoreng oleh ulah seorang anggotanya, Briptu GWK, yang bertugas di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) di Mapolsek Dukun. Polisi muda itu diduga melakukan pelecehan seksual terhadap Maya (nama samaran), gadis berusia 16 tahun yang juga siswi sebuah SMA di Dukun.

Akibat dugaan pelecehan seksual itu, kini Maya menjadi pendiam dan bahkan mengalami trauma apabila berhadapan dengan orang yang tidak dikenalinya. Sementara itu, oknum polisi tersebut kini sedang diperiksa di Mapolres Gresik.

Informasi yang dikumpulkan Surya menyebutkan, kasus ini bermula ketika korban tengah berpacaran dengan kekasihnya di pertigaan Desa Petiyen, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, pada malam akhir pekan lalu. Tiba-tiba keduanya dikagetkan dengan kedatangan anggota kepolisian yang tengah berpatroli.

Sejoli itu lantas dibawa ke Mapolsek Dukun untuk dimintai keterangan. Semula pemeriksaan berjalan wajar. Saat Briptu GWK datang, ia langsung meminta Maya untuk melucuti pakaiannya.

Karena diperintah polisi berpakaian seragam, korban takut dan menuruti saja, sampai akhirnya ia hanya mengenakan pakaian dalam di hadapan oknum polisi tersebut. Melihat tubuh molek, oknum polisi itu lalu mendekat dan menggerayangi bagian vital tubuh korban.

Puas menggerayangi, oknum petugas itu akhirnya melepaskan kedua remaja tersebut karena tidak memiliki landasan hukum untuk menahan keduanya. Begitu sampai di rumah, korban yang semula periang itu berubah menjadi pendiam. Demikian juga saat di sekolah. Korban selalu menghindar bergaul, terutama dengan teman lelakinya.

Tingkah laku korban ini akhirnya diketahui teman-temannya. Tampaknya karena tidak kuat menahan beban psikologis, korban kemudian menceritakan kasus yang dialaminya. Cerita korban inilah yang lantas menyebar luas ke masyarakat.

Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Gresik Nur Khosiah membenarkan adanya kabar tentang kejadian itu. Namun, dia belum menerima laporan secara resmi dan permintaan bantuan pendampingan yang diajukan korban ataupun keluarganya.

“Secara lisan, mereka (korban) memang sudah menghubungi kami, namun pemberitahuan tertulis belum kami terima. Mereka berjanji datang hari ini (kemarin, Red) ke tempat kami. Jika sudah kami terima, kami akan laporkan kasus ini ke Polres Gresik,” kata Nur Khosiah melalui telepon selulernya.

Ketika dihubungi Surya, Kapolres Gresik AKBP Rinto Djatmono membenarkan adanya kasus yang menyangkut anggotanya. “Yang bersangkutan sekarang tengah diperiksa Unit P3D (Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin),” ujarnya.

Kapolres menambahkan, korban juga diperiksa di unit P2A (Perlindungan Perempuan dan Anak) Satuan Reskrim Polres Gresik, Jumat malam.

Meski pemeriksaan terhadap anggotanya belum tuntas, mantan Kapolres Nabire, Papua, ini sudah bisa mengungkapkan bahwa kejadian bermula ketika korban dan kekasihnya berpacaran di sebuah jalan di Desa Petiyen, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Saat itu, keduanya dipergoki petugas dari Polsek Solokuro yang tengah berpatroli kawasan di perbatasan Gresik-Lamongan tersebut.

Setelah sempat diperiksa di tempat, akhirnya keduanya diserahkan ke Polsek Dukun karena keduanya tercatat sebagai warga Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Tatkala diperiksa di Mapolsek Dukun inilah, ujar Kapolres, anggotanya diduga melakukan perbuatan yang melecehkan tersebut.

Kendati Briptu GWK diperiksa, yang bersangkutan belum ditahan. Sebab, tahanan yang merupakan sanksi itu baru dikenakan setelah yang bersangkutan secara resmi dinyatakan bersalah dalam sidang hukuman disiplin (kumplin).

“Sidang kumplin baru akan digelar setelah berkas perkaranya selesai,” tambah Rinto Djatmono. Mengenai sanksi terhadap anggotanya itu, Kapolres yang alumnus Akpol 1991 itu memastikan ada tindakan tegas, tergantung derajat kesalahannya.

“Nanti akan kita lihat hasil pemeriksaan. Sanksi yang dijatuhkan akan didasarkan pada kesalahan yang dibuat,” tukas AKBP Rinto Djatmono

sumber : kompas