May 9, 2010

Sri Mulyani Teknokrat Kontroversial

Sri Mulyani memang sosok kontroversial. Teknokrat ini terus melejit hingga menduduki posisi puncak sebagai penentu kebijakan fiskal. Namun badai datang lewat kasus Century.

Sri Mulyani Indrawati atau akrab dengan panggilan Mbak Ani sebelumnya menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Ketika terjadi reshuffle kabinet pada Pada 5 Desember 2005, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar.

Sejak 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Tiga jabatan yang disandangnya itu baru pertama kali dipimpin seorang perempuan.

Perempuan kelahiran Lampung, 26 Agustus 1962 ini adalah seorang ekonom cerdas dan popular di dunia internasional. Analisisnya kritis, lugas dan jernih serta kiprahnya yang sudah teruji di birokrasi dan lembaga internasional, membuatnya pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 oleh majalah Emerging Markets.

Di 2008, ia terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes. Tahun sebelumnya dia menyabet gelar wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia, Oktober 2007.

Sebelum berkiprah dalam jajaran kabinet, Sri Mulyani dikenal sebagai pengamat ekonomi. Ia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.

Dosen FE-UI ini juga sempat aktif menjadi penasehat pemerintah bersama sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.

Jebolan Master of Science of Policy Economics dan PhD of Economics University of Illinois Urbana Champaign, Amerika Serikat ini sejak paruh kedua dekade 1990-an mulai dikenal masyarakat luas karena sering tampil di berbagai seminar atau dikutip di berbagai media massa.

Setelah Megawati menjadi presiden, ia diisukan akan ditunjuk menduduki salah satu posisi penting di kabinet, karena kedekatannya dengan presiden perempuan Indonesia pertama itu. Namun sejak Agustus 2001, namanya justru menghilang dari peredaran berita nasional.

Sri Mulyani ternyata hijrah ke Atlanta, Georgia, AS. Di sana dia bekerja sebagai konsultan di USAid. Kepindahan dalam rangka kerjasama untuk memperkuat institusi di daerah.

Di sana ia banyak berperan dalam memberikan saran bagaimana mendesain program S-2 untuk pendidikan universitas di daerah maupun program USAid lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Dia juga mengajar tentang perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di Georgia University, serta banyak melakukan riset dan menulis buku.

Istri dari Tonny Sumartono ini juga aktif mengisi seminar yang digelar berbagai organisasi internasional dan universitas terkemuka seperti USINDO, USAid, University of California San Diego, IMF, World Bank Asia Pasific Department, University of Colombia, dan masih banyak lainnya.

Popularitasnya di dunia akademik itulah yang antara lain menghantarkannya terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF). Di IMF itu dia berkerja mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group) terhitung sejak awal Oktober 2002.

Selama menjabat sebagai Menteri Keuangan RI, salah satu upaya reformasi birokrasi di kementerian yang dipimpinnya adalah penyusunan surat keputusan bersama (SKB) Menkeu, Meneg PAN dan Meneg BUMN. SKB itu melarang pejabat eselon I merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Alasannya, rangkap jabatan sarat konflik kepentingan.

Selain itu, SKB juga bertujuan agar pejabat negara ini benar-benar bisa bekerja disiplin dan fokus. Langkah ini sudah mulai menuai hasil. Bawahannya satu per satu mulai menanggalkan jabatan komisaris.

Contohnya, Dirjen Pajak Darmin Nasution angkat kaki dari komisaris PT Bursa Efek Indonesia, dan Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi mundur dari Komisaris PT Krakatau Steel.

Selain di Departemen Keuangan, ia juga mendorong reformasi di Mahkamah Agung. Dia bahkan mendesak hakim-hakim dan panitera pengadilan untuk memperbaiki kualitas putusan. Bila tidak, ia mengancam akan menahan tunjangan para hakim.

Figur Sri Mulyani selama ini digambarkan sebagai sosok bersih, yang ingin mereformasi birokrasi dan mengelola ekonomi dengan baik. Ia adalah seorang menteri yang memiliki reputasi tinggi baik di dunia akademik maupun mengendalikan keuangan negara. Dia memang dipuji dan dipuja di negeri orang, tapi dia dihantam di negeri sendiri, itulah Sri Mulyani.

Gara-gara kebijakan bailout Bank Century yang ditelurkannya bersama Wakil Presiden Boediono yang kala itu menjabat sebagai Gubernur BI, justru menggiringnya pada posisi yang terpojokkan oleh banyaknya hantaman dari politikus senayan. Mbak Ani memang tokoh kontroversial.

sumber: inilah.com


1 tanggapan:

  1. Bagus, ada tambahan artikel ;http://4lifetransferfactorjakarta.com/tentang sri mulyani

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan komentar anda disini