Cinta dibutuhkan setiap manusia. Namun, apakah cinta bisa tumbuh dengan uang? Mungkin bisa, tapi kemungkinannya sangat kecil. Uang memang bisa memberikan keindahan akan cinta yang dimiliki. Tapi, apakah cinta bisa dibeli dengan uang?
Dalam seminarnya, Tung Desem Waringin pernah mengatakan, "Bila Anda tahu tempatnya, Anda bisa membeli 'cinta' tersebut" (Mungkin yang dimaksud adalah cinta palsu).
Tetapi bukankah sekarang adalah zaman serbapalsu? Kalau asli, maka Anda tak akan pernah membeli barang palsu, bukan? Buktinya, Mangga Dua makin ramai dan tak pernah sepi, berarti yang palsu pun laris manis juga.
Uang atau Cinta
Jika saat ini Anda memiliki uang dalam jumlah yang berlimpah, amat disarankan untuk tidak terlalu mengumbarnya dan lebih berhati-hati. Mengapa? Karena Anda bisa jadi merupakan target utama bagi para penjaja dan penjajah cinta palsu. Pasalnya, saat ini banyak sekali yang menjual cinta palsu dengan berbekal "kemasan yang menawan" seperti wajah tampan dan perayu ulung.
Agar tak terperangkap pada cinta palsu, sebaiknya Anda mengupas kulit luarnya dulu. Caranya, jangan tunjukkan bahwa Anda memiliki uang yang berkelebihan. Misalnya, jangan sampai Anda yang selalu mengeluarkan uang untuk kencan. Hindari pula keinginan untuk membanjiri si dia dengan hadiah-hadiah mahal di awal hubungan. Kalau perlu, "kupaslah" hubungan Anda dan dia selama 3 tahun pertama hubungan dengan hidup sederhana dan dana yang dibatasi. Jika dalam rentang waktu tersebut si dia masih mau bersama Anda, perhatiannya tak berubah, dan sikapnya pun tetap sama, malah ia yang rajin mengeluarkan dompetnya, maka, selamat, Anda telah menemukan "keaslian" cintanya.
Nah, untuk Anda yang berniat menggaet pasangan yang mapan dan hartawan, jangan tertipu oleh penampilan luarnya. Karena saat ini banyak sekali "hartawan palsu", yang berlagak sok kaya di depan Anda. Sekarang ini, si dia bisa saja mengeluarkan uang dan hidup senang-senang. Tapi ketika hubungan makin serius, jangan-jangan Anda yang akan kena giliran membiayai semuanya.
Maka, sebelum memutuskan untuk mengikat si dia, jika memungkinkan, periksalah neraca dan laporan keuangan orang tersebut. Paling tidak untuk 3 tahun terakhir. Bila Anda tidak mampu membaca neraca dan laporan keuangan, mintalah seorang akuntan publik atau paling tidak perencana keuangan untuk membantu Anda.
Keterbukaan soal uang juga akan mencegah hal-hal yang tak diinginkan di kemudian hari. Apalagi bila Anda telah berhubungan serius dan berniat menikah. Buka-bukaan soal uang sangat disarankan.
(Kompas.com)
Dalam seminarnya, Tung Desem Waringin pernah mengatakan, "Bila Anda tahu tempatnya, Anda bisa membeli 'cinta' tersebut" (Mungkin yang dimaksud adalah cinta palsu).
Tetapi bukankah sekarang adalah zaman serbapalsu? Kalau asli, maka Anda tak akan pernah membeli barang palsu, bukan? Buktinya, Mangga Dua makin ramai dan tak pernah sepi, berarti yang palsu pun laris manis juga.
Uang atau Cinta
Jika saat ini Anda memiliki uang dalam jumlah yang berlimpah, amat disarankan untuk tidak terlalu mengumbarnya dan lebih berhati-hati. Mengapa? Karena Anda bisa jadi merupakan target utama bagi para penjaja dan penjajah cinta palsu. Pasalnya, saat ini banyak sekali yang menjual cinta palsu dengan berbekal "kemasan yang menawan" seperti wajah tampan dan perayu ulung.
Agar tak terperangkap pada cinta palsu, sebaiknya Anda mengupas kulit luarnya dulu. Caranya, jangan tunjukkan bahwa Anda memiliki uang yang berkelebihan. Misalnya, jangan sampai Anda yang selalu mengeluarkan uang untuk kencan. Hindari pula keinginan untuk membanjiri si dia dengan hadiah-hadiah mahal di awal hubungan. Kalau perlu, "kupaslah" hubungan Anda dan dia selama 3 tahun pertama hubungan dengan hidup sederhana dan dana yang dibatasi. Jika dalam rentang waktu tersebut si dia masih mau bersama Anda, perhatiannya tak berubah, dan sikapnya pun tetap sama, malah ia yang rajin mengeluarkan dompetnya, maka, selamat, Anda telah menemukan "keaslian" cintanya.
Nah, untuk Anda yang berniat menggaet pasangan yang mapan dan hartawan, jangan tertipu oleh penampilan luarnya. Karena saat ini banyak sekali "hartawan palsu", yang berlagak sok kaya di depan Anda. Sekarang ini, si dia bisa saja mengeluarkan uang dan hidup senang-senang. Tapi ketika hubungan makin serius, jangan-jangan Anda yang akan kena giliran membiayai semuanya.
Maka, sebelum memutuskan untuk mengikat si dia, jika memungkinkan, periksalah neraca dan laporan keuangan orang tersebut. Paling tidak untuk 3 tahun terakhir. Bila Anda tidak mampu membaca neraca dan laporan keuangan, mintalah seorang akuntan publik atau paling tidak perencana keuangan untuk membantu Anda.
Keterbukaan soal uang juga akan mencegah hal-hal yang tak diinginkan di kemudian hari. Apalagi bila Anda telah berhubungan serius dan berniat menikah. Buka-bukaan soal uang sangat disarankan.
(Kompas.com)
0 tanggapan:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda disini