Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) memprediksi jika negara tersebut tidak akan menang jika cyberwar benar-benar terjadi saat ini. Hal ini dikarenakan jaringan internet yang dimiliki AS tergolong paling lemah.
"Jika kita ikut perang di dunia maya sekarang, dipastikan kita tidak akan menang karena kita memiliki jaringan yang paling lemah, dengan pengguna internet yang cukup banyak. Oleh karena itu AS memiliki peluang yang cukup besar untuk kalah," ujar mantan pimpinan badan intelijen AS Michael McConell, seperti dikutip melalui AFP, Rabu (24/2/2010).
Bahkan, lanjut McConnell, yang juga pensiunan angkatan laut AS dan pernah dipercaya sebagai direktur badan intelijen nasional pada masa kepemimpinan George Bush, mengatakan bahwa cyberwar dianggap lebih berbahaya ketimbang perang nuklir.
Keamanan nasional dan perekonomian AS sedang terancam. Sebuah serangan besar di dunia maya mampu melumpuhkan infrastruktur negara yang lemah ini, baik itu pembangkit energi, telekomunikasi maupun layanan finansial," ujar Senator dari Partai Demokrat Jay Rockefeller.
Dalam pidatonya, ditambahkan McConnell, AS membutuhkan strategi nasional untuk digunakan dalam perang cyber, sebuah strategi yang hampir sama dengan strategi nasional yang digunakan pada masa perang dingin, ketika Uni Soviet dan senjata nuklir mengancam negara AS.
McConnell juga mengatakan, pembentukan lembaga keamanan internet yang telah digagas oleh Presiden Barack Obama merupakan suatu hal yang bagus. Hanya saja melawan pasukan di era perang cyber ini tidaklah cukup hanya dengan sebuah lembaga koordinasi.
"Langkah yang baik adalah dengan meningkatkan komitmen dan aturan di dunia maya, salah satunya dengan membangun National Cybersecurity Center yang mirip dengan lembaga antiteroris, yang telah dibentuk pemerintah AS untuk menghindari kejadian 11 September lalu terulang kembali," ujarnya. (srn)
Okezone
"Jika kita ikut perang di dunia maya sekarang, dipastikan kita tidak akan menang karena kita memiliki jaringan yang paling lemah, dengan pengguna internet yang cukup banyak. Oleh karena itu AS memiliki peluang yang cukup besar untuk kalah," ujar mantan pimpinan badan intelijen AS Michael McConell, seperti dikutip melalui AFP, Rabu (24/2/2010).
Bahkan, lanjut McConnell, yang juga pensiunan angkatan laut AS dan pernah dipercaya sebagai direktur badan intelijen nasional pada masa kepemimpinan George Bush, mengatakan bahwa cyberwar dianggap lebih berbahaya ketimbang perang nuklir.
Keamanan nasional dan perekonomian AS sedang terancam. Sebuah serangan besar di dunia maya mampu melumpuhkan infrastruktur negara yang lemah ini, baik itu pembangkit energi, telekomunikasi maupun layanan finansial," ujar Senator dari Partai Demokrat Jay Rockefeller.
Dalam pidatonya, ditambahkan McConnell, AS membutuhkan strategi nasional untuk digunakan dalam perang cyber, sebuah strategi yang hampir sama dengan strategi nasional yang digunakan pada masa perang dingin, ketika Uni Soviet dan senjata nuklir mengancam negara AS.
McConnell juga mengatakan, pembentukan lembaga keamanan internet yang telah digagas oleh Presiden Barack Obama merupakan suatu hal yang bagus. Hanya saja melawan pasukan di era perang cyber ini tidaklah cukup hanya dengan sebuah lembaga koordinasi.
"Langkah yang baik adalah dengan meningkatkan komitmen dan aturan di dunia maya, salah satunya dengan membangun National Cybersecurity Center yang mirip dengan lembaga antiteroris, yang telah dibentuk pemerintah AS untuk menghindari kejadian 11 September lalu terulang kembali," ujarnya. (srn)
Okezone
0 tanggapan:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda disini