Maaf Lahir Bathin deh..

Di awali gema takbir, tahmid dan tahlil pada malam harinya umat muslim di seluruh dunia menyambut hari kemenangan atau hari raya Idul Fitri atau lebih dikenal dengan sebutan 'Lebaran' di keesokan harinya, setelah sebulan 30 hari penuh berpuasa menjauhi godaan nafsu yang selalu menghantui disela-sela kegiatan hidup sehari-harinya. Walaupun tidak semua umat muslim merayakan Idul Fitri secara bersamaan khususnya di Indonesia, tapi tidak mengurangi hikmah dan makna di balik Idul Fitri tersebut, dan diharapkan perbedaan tersebut tidak memecah belah rasa persaudaraan dan persatuan umat.

Kata mudik adalah kata yang tidak asing ditelinga kita terutama pada saat-saat lebaran setiap taunnya, seperti saat sekarang ini. Mudik, artinya kegiatan manusia dan biasanya melibatkan banyak orang untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing tempat dimana dia dilahirkan atau tempat lain yang dianggap keramat , intinya kumpul keluarga, yang dilanjutkan dengan acara sungkem ke orang tua, sebagai perwujudan tanda bakti terhadap orang tua, bagi yang orang tuanya sudah meninggal mungkin akan melanjutkannya dengan ziarah kubur, dan hal ini sudah membudaya di negara kita.

Yang terpenting dari lebaran ini adalah bukanlah memuas-muaskan nafsu di siang bolong setelah sebulan penuh terasa terbelenggu oleh kewajiban puasa, tujuan dari puasa itu sendiri adalah untuk menjadikan seorang muslim naik keperingkat 'taqwa', jadi, hikmah lebaran harus disikapi dengan interospeksi diri, apakah dengan puasa sebulan kita sudah mencapai tujuan tersebut atau belum, ataukah mentang-mentang puasa telah berlalu kita akan kembali pada kebiasaan -kebiasaan sikap kita yang kurang bagus layaknya seperti dulu-dulu.

Dengan Lebaran kita diharapkan 'fitri' (suci) kembali dari dosa-dosa terutama dosa terhadap orang lain, manusia memang ga ada yang sempurna dan ga ada yang bersih suci dari khilaf dan dosa,oleh itu ini adalah momen dimana umat muslim satu sama lain saling meminta maaf sebagai wujud bahwa manusia ga ada yang suci.

---