Sep 14, 2010

Inilah Transaksi Penjualan Senjata Terbesar Sepanjang Sejarah

Penjualan Senjata Terbesar Sepanjang SejarahAmerika Setikat (AS) sedang mempersiapkan kerjasama dengan Arab Saudi dalam penjualan senjata. Kongres AS segera menggelar rapat guna memberi persetujuan atas transaksi ini.

Sejumlah media massa di Amerika Serikat menyebutkan bahwa perjanjian penjualan senjata ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat, tapi tidak disebutkan berapa nilai transaksi ini.

Lantaran transaksinya begitu besar, perjanjian yang sudah dimulai dibahas tahun 2007 itu belum kunjung diputuskan Kongres Amerika. Belakangan kerjasama ini kembali dibahas. Dan pemerintah segera mengirim proporsal baru ke Kongres.

Arab Saudi sendiri memborong sejumlah persenjataan canggih dari negeri polisi dunia itu, guna memperkuat diri setelah tetangganya Iran terus memperbanyak jumlah senjata dan ramai dituding sedang menabung bahan pembuat senjata pemusnah.

Sejumlah petinggi militer Washington menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun mendatang Teheran sudah memiliki kekuatan nuklir yang harus diwaspadai. Demikian seperti dilansir dari Guardian, Selasa 14 September 2010.

Arab Saudi kini sedang menambah jumlah pesawat tempur guna memberi tekanan superioritas udara atas Iran. Sejumlah pesawat akan didatangkan dari Amerika itu. Rencananya, dalam dua pekan ini pemerintah segera mengirim proporsal akhir ke Senat soal kerjasama ini.

Kongres akan diberi waktu 30 hari untuk mengubah, membatalkan atau menyetujui kesepakatan itu. Jika disetujui, pemerintahan akan mengambil langkah-langkah akhir menuju penyelesaian kerjasama ini.

Kerjasama ini dianggap tidaklah mudah. Anggota Kongres susah mengangguk dalam hal kesepakatan senjata dengan Arab Saudi selama tiga dekade terakhir. Ada banyak sebabnya, antara lain karena kuatnya lobi Israel pada tahun 1980-an dan 1990-an dan sebagaian lagi sebagai reaksi penyerangan 11 September 2001 lalu.

Anggota Kongres juga prihatin atas kurangnya hak asasi manusia dan kebebasan untuk perempuan di Arab Saudi.
(Kompas)


0 tanggapan:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda disini