Suku itu terdiri dari sekitar 200 orang dan perkampungan mereka terletak di Lembah Javari, dekat dengan perbatasan Peru, demikian dikatakan Fabricio Arnorim dari National Indian Foundation (Funai).
Dari pengamatan di udara ditemukan empat desa luas dengan beberapa gubuk dan kebun jagung dan pisang, kata Funai.
"Kebun, juga gubuknya, terlihat baru, paling lama sekitar setahun," ujar Arnorim.
Umur gubuk dilihat dari jerami yang digunakan dan tanaman jagungnya. Selain jagung, ada pohon pisang dan sejumlah tanaman rambat, seperti kacang.
Suku itu belum pernah melakukan kontak dengan dunia luar. Selain itu, pemerintah Brasil pun melarang masyarakat umum "menyentuh" suku-suku terasing karena kekhawatiran mereka membawa penyakit.
Wilayah Lembah Javari kini terancam pembalakan, pemancingan, dan pencarian emas liar. Juga oleh pelaku perdagangan narkoba yang beroperasi di wilayah itu.
Menurut Arnorim, suku itu kemungkinan bagian masyarakat berbahasa Pano. Pihak Funai sendiri belum melakukan kontak dengan suku itu.
Lembah Javari dianggap memiliki "konstentrasi terpadat suku terasing di Amazon dan dunia". Kawasan itu diperkirakan menjadi rumah bagi sekitar 2.000 orang dari setidaknya 14 suku terasing.
0 tanggapan:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda disini